Peristiwa pembakaran ini akan semakin mempersulit proses perundingan Israel-Palestina.
SENIN, 4 OKTOBER 2010, 23:18 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Denny ArmandhanuVIVAnews - Sebuah masjid di Tepi Barat dibakar dan dicoret-coret pada Senin, 4 Oktober 2010, oleh beberapa orang yang diduga adalah pemukim Yahudi yang tinggal di daerah tersebut. Menurut anggota dewan di desa Beit Fajjar, Ali Thawabti, karpet di masjid itu dibakar.
Peristiwa pembakaran dan penodaan mesjid di Tepi Barat ini adalah yang keempat kalinya sejak bulan Desember tahun lalu. Kesemuanya diduga dilakukan oleh para pemukim Yahudi. “Ketika warga melihat kobaran api, mereka langsung bergegas untuk memadamkan api tersebut. Pemukim Yahudi langsung kabur dengan menggunakan mobil Peugeot putih,” kata Ali.
Militer Israel yang memerintah di Tepi Barat sejak 1967, mengatakan akan melakukan investigasi terkait serangan yang terjadi dekat kota Bethlehem tersebut. “Ini adalah insiden serius yang tidak kami pandang sebelah mata dan kami akan menemukan mereka yang bertanggung jawab secepatnya,” ujar juru bicara militer Avital Liebowitz seperti dilansir dari laman MSNBC.
Menurut saksi mata dari pihak warga, sekitar empat atau lima orang pemukim memasuki masjid. Mereka memulai aksi mereka dengan mencoret-coret dinding masjid dengan menggunakan cat semprot. Menurut koran The Jerusalem Post, tulisan mereka dalam bahwa Ibrani.
Para saksi mata menuturkan bahwa mereka telah berusaha untuk menghentikan para perusak masjid tersebut. Lalu mereka terlibat perkelahian yang berakhir ketika tentara Israel masuk dan menghentikannya.
Stasiun TV Al-Jazeera memperlihatkan tayangan yang menggambarkan masjid tersebut. Terlihat karpet terbakar dan robek, sementara itu temboknya penuh dengan coretan.
Mei lalu, kejadian serupa juga terjadi. Warga Palestina mengatakan bahwa pemukim Yahudi telah membakar sebuah masjid di desa Libban al-Sharqia di Tepi Barat. Namun pemerintah Israel mengatakan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh korsleting listrik pada saat pembangunan mesjid.
Pada bulan April, pemukim Yahudi diyakini berada di balik pencoretan masjid di Hawara, tepi Barat. Dan pada bulan Desember, karpet dibakar di sebuah mesjid di Yasuf, Tepi Barat. Dari semua insiden ini, tidak ada satupun yang maju ke meja hijau.
Pemukim Yahudi mencapai jumlah setengah juta orang di daerah Tepi Barat dan Jerusalem yang direbut Israel dari Yordania pada Perang Timur Tengah tahun 1967. Peristiwa pembakaran ini akan semakin mempersulit proses perundingan antara Israel-Palestina yang sudah berlangsung sejak 2 September lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk memperpanjang moratorium pembangunan pemukiman di Tepi Barat seperti yang diserukan oleh AS dan dunia internasional.
Hal ini dikatakan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan menghambat proses perundingan damai. Dia bahkan mengancam akan menghentikan perundingan jika pembangunan tetap dilakukan.
Organisasi HAM dunia mengatakan bahwa penyerangan terhadap warga Palestina dan propertinya akan meningkat seiring dengan berjalannya kembali pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah tersebut.
Peristiwa pembakaran dan penodaan mesjid di Tepi Barat ini adalah yang keempat kalinya sejak bulan Desember tahun lalu. Kesemuanya diduga dilakukan oleh para pemukim Yahudi. “Ketika warga melihat kobaran api, mereka langsung bergegas untuk memadamkan api tersebut. Pemukim Yahudi langsung kabur dengan menggunakan mobil Peugeot putih,” kata Ali.
Militer Israel yang memerintah di Tepi Barat sejak 1967, mengatakan akan melakukan investigasi terkait serangan yang terjadi dekat kota Bethlehem tersebut. “Ini adalah insiden serius yang tidak kami pandang sebelah mata dan kami akan menemukan mereka yang bertanggung jawab secepatnya,” ujar juru bicara militer Avital Liebowitz seperti dilansir dari laman MSNBC.
Menurut saksi mata dari pihak warga, sekitar empat atau lima orang pemukim memasuki masjid. Mereka memulai aksi mereka dengan mencoret-coret dinding masjid dengan menggunakan cat semprot. Menurut koran The Jerusalem Post, tulisan mereka dalam bahwa Ibrani.
Para saksi mata menuturkan bahwa mereka telah berusaha untuk menghentikan para perusak masjid tersebut. Lalu mereka terlibat perkelahian yang berakhir ketika tentara Israel masuk dan menghentikannya.
Stasiun TV Al-Jazeera memperlihatkan tayangan yang menggambarkan masjid tersebut. Terlihat karpet terbakar dan robek, sementara itu temboknya penuh dengan coretan.
Mei lalu, kejadian serupa juga terjadi. Warga Palestina mengatakan bahwa pemukim Yahudi telah membakar sebuah masjid di desa Libban al-Sharqia di Tepi Barat. Namun pemerintah Israel mengatakan bahwa kebakaran itu disebabkan oleh korsleting listrik pada saat pembangunan mesjid.
Pada bulan April, pemukim Yahudi diyakini berada di balik pencoretan masjid di Hawara, tepi Barat. Dan pada bulan Desember, karpet dibakar di sebuah mesjid di Yasuf, Tepi Barat. Dari semua insiden ini, tidak ada satupun yang maju ke meja hijau.
Pemukim Yahudi mencapai jumlah setengah juta orang di daerah Tepi Barat dan Jerusalem yang direbut Israel dari Yordania pada Perang Timur Tengah tahun 1967. Peristiwa pembakaran ini akan semakin mempersulit proses perundingan antara Israel-Palestina yang sudah berlangsung sejak 2 September lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk memperpanjang moratorium pembangunan pemukiman di Tepi Barat seperti yang diserukan oleh AS dan dunia internasional.
Hal ini dikatakan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan menghambat proses perundingan damai. Dia bahkan mengancam akan menghentikan perundingan jika pembangunan tetap dilakukan.
Organisasi HAM dunia mengatakan bahwa penyerangan terhadap warga Palestina dan propertinya akan meningkat seiring dengan berjalannya kembali pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar